“Tak kenal maka tak sayang” begitu kata
pepatah. Meskipun saya berasal dari Semarang,Jawa Tengah saya senang
sekali mengenal sejarah daerah-daerah yang pernah saya tinggali. Saat tinggal
di Cirebon saya dan suami menyambangi Keraton Kasepuhan , Keraton Kanoman dan
Gua Sunyaragi.
Dan kini kami sekeluarga tinggal di Sumedang yang
adem,hijau dan ramah. Alhamdulillah saya berkesempatan mengunjungi Museum Prabu
Geusan Ulun bersama anak-anak. Jika anda ingin mengenal Sumedang yang
sesungguhnya, maka datanglah ke Museum Geusan Ulun di kota Sumedang.
Museum Prabu Geusan Ulun terletak di jantung kota
Sumedang. Berseberangan jalan dengan Masjid Agung Sumedang. Masjid Agung
Sumedang ini pernah digunakan pada pernikahan penyanyi cantik bersuara emas
asal Sumedang , Rossa, dengan mantan suaminya kini yaitu Yoyok Padi
(drummer grup band Padi).Pernikahan mereka menjadi kenangan spesial masyarakat
Sumedang karena jarang terjadi kemeriahan pernikahan di sebuah kota kecil.
Mereka disambut dengan barisan masyarakat di pinggir jalan dengan
antusias.
Nama Museum Prabu Geusan Ulun diambil dari nama
seorang tokoh karismatik Sumedang yaitu Prabu Geusan Ulun. Jika anda pernah
membaca novel “Harisbaya bersuamikan dua raja” ( Pustaka Iman) maka salah satu
raja itu adalah Prabu Geusan Ulun.
Kala itu Prabu Geusan Ulun tengah belajar agama
Islam di kerajaan Pajang ( Jawa Tengah) dan beliau bertemu putri Harisbaya asal
Madura, mereka jatuh cinta. Namun sayang nasib membawa mereka berpisah. Putri
Harisbaya dipersunting Pangeran Panembahan (Raja Cirebon ,keturunan Sunan
Gunung Jati) ,sedangkan Prabu Geusan Ulun kembali ke Sumedang menitah
kerajaannya.
Museum dengan arsitektur tradisional Sunda dan
berusia lebih dari 300 tahun ini masih terawat dengan baik. Siapa dulu dong
yang merawat…^^ pasti orang-orang hebat nan amanah. Bangunannya kokoh dan
nampak utuh. Di komplek Museum Prabu Geusan Ulun bersebelahan dengan
Gedung Negara yang berfungsi sebagai kediaman resmi bupati Sumedang.Museum
ini dikelilingi benteng setinggi 3 meter dengan luas lahan 1,8 hektar.
Ada 6 Gedung yang berada di komplek Museum Geusan
Ulun yaitu:
1. Srimanganti
Gedung Srimanganti |
Gedung ini didirikan tahun 1706 oleh Bupati Dalem
Adipati Tanumaja,yang memindahkan pusat kota kabupaten dari Tegal Kalong ke
tempat ini. Sampai tahun 1950 gedung Srimanganti dijadikan kediaman
resmi bupati dan keluarganya. Antara tahun 1950-1981 Gedung Srimanganti
dipergunakan sebagai kantor pemkab Sumedang. Dan tahun 1982 Gedung Srimanganti
bersama Gedung Bumi Kaler dipugar.
Setelah pemugaran diserahkan kepada yayasan
Pangeran Sumedang oleh Direktur Kebudayaan Depdikbud. Gedung Srimanganti dan
Gedung Bumi Kaler masuk dalam Monumenter Ordonantie 1931 sebagai benda cagar
budaya.
Di Gedung Srimanganti disimpan benda-benda sejarah
diantaranya:
a. Meriam Kalantaka,peninggalanKompeni tahun 1656
b. Gamelan-gamelan ,meliputi
c. Gamelan Panglipur , peninggalan Pangeran Rangga
Gede (1625-1633)
d.Gamelan Pangasih , peninggalan Pangeran Kornel
(1791-1828)
e.Gamelan Sari Arum , peninggalan Pageran Sugih
(1836-1882)
Namun gamelan-gamelan ini kemudian dipindahkan ke
Gedung Gamelan.
2. Gedung Bumi Kaler
Didirikan tahun 1850 pada masa pemerintahan
Pangeran Kusuma Adinata atau Pangeran Sugih. Bentuk arsitekturnya khas
Sunda,Julang Napak. Dibuat dari kayu jati.
Dalam Gedung Bumi Kaler tersimpan bendar
diantaranya :
a. Kitab/naskah kuno, diantaranya : Al Quran
tulisan tangan pada abad 19 ; Kitab Waruga Jagat ,awal abad 18;Kitab
Riwayat abad 19 dengan huruf pegon
b. Kumpulan koleksi uang kuno dalari dalam dan luar
negeri.
c. Puade, yaitu tempat anak dikhitan pada abad 19
d. Payung kebesaran abad 17, abad 18 dan abad
19
f. Jam
berdiri peninggalan Pangeran Suria Atmaja
g. Buku-buku di ruang perpustakaan
Al Quran yang ditulis dengan tangan |
Kitab dan Naskah Kuno |
Koin-Koin Kuno |
3. Gedung Gendeng
Azka di depan Gedung Gendeng |
Gedung Gendeng dibangun tahun 1850 oleh Pangeran
Suria Kusumah Adinata untuk menyimpan pusaka, gamelan dan senjata-senjata
peninggalan leluhur. Gedung ini mengalami pemugaran pada tahun 1950, tepat
seratus tahun usia gedung ini *kagum saya pada kekokohan gedung ini, coba
pemerintah membangun gedung yang dapat bertahan setua ini…^^*
Pada tahun 1990 koleksi pusaka di gedung Gendeng
dipindahkan ke Gedung Pusaka.
4. Gedung
Gamelan
Gedung Gamelan |
Yup. Sesuai namanya, Gedung Gamelan untuk menyimpan
perangkat Gamelan dan alat musik tradisional lainnya. Gedung ini juga
digunakan sebagai latihan tari-tarian.
Gedung Gamelan didirikan atas sumbangan dari Bapak
Ali Sadikin ,gubernur DKI Jakarta saat itu. Diserahkan oleh Pemkab Sumedang
kepada yayasan Pangeran Sumedang.
Dalam Gedumg Gamelan tersimpan:
a. Gamelan Sari Onemg Parakan Salak, peninggalan
abad 19. Gamelan ini pernah dibawa pada pameran di Amsterdam , Belanda
pada tahun 1883. Lalu di Paris,Perancis tahun 1889 dan Chicago,AS tahun 1893
b. Gamelan Sari Oneng Mataram, peninggalan Pangeran
Panembahan di abad 17
c. Gamelan Sekar Manis, abad 18
d. Gamelan Sekar Oneng ,abad 18
e. Gamelan Sanglir,abad 18
5. Gedung
Pusaka
Gedung Pusaka |
Gedung Pusaka didirikan tahun 1990 atas usaha dari
warga Sumedang . Biaya pembangunannya berasal dari pagelaran sendra tari Sekar
Tandang Pamiangan karya R.E Lesmana Kartadikusumah seorang ahli tari di kota
Sumedang. Sendra tari ini pernah mementaskan kisah penobatan Prabu Geusan Ulun
yang pernah terjadi di tahun 1578.z
Di Gedung Pusaka tersimpan benda pusaka
diantaranya:
1.
Mahkota
Binokasih Sang Hyang Pake dan Siger dari Pajajaran yang dipakai waktu penobatan
Geusan Ulun tahun 1578
2.
Berbagai
macam kujang (senjata tradisional Jawa Barat) dan patrem.
3.
Tombak
Trisula dan Tombak Polos
4.
Berbagai
macam Gobang, keris –keris peninggalan zaman Mataram
5.
Keris-keris
pusaka:
·
Keris Ki
Dukun , milik Prabu Gajah Agung pada abad 15
·
Batik
Curuk Aul, milik Embah Jaya Perkasa abad 16
·
Pedang
Ki Mastak ,peninggalan Prabu Tajimalela abad 15
·
Pedang
Ki Mastak ,peninggalan Prabu Tajimalela abad 15
6. Gedung Kereta
Gedung ini di bangun pada akhir tahun 1996 untuk
menyimpan Kereta Naga Paksi yang merupakan kereta kebesaran kerajaan
Sumedang. Sekilas mirip dengan Kereta Naga Paksi Liman di Cirebon karena
leluhur Sumedang masa itu yaitu Pangeran Santri berasal dari Cirebon. Pangeran
Santri adalah tokoh penyebar agama Islam di Sumedang.
Kereta Naga Paksi |
Kereta Naga Paksi sangat indah, menunjukkan
kemegahan pada masanya. Tempat duduknya beratap diletakkan pada tengah badan
kereta.
Kereta ini mempunyai 3 bagian hewan dalam satu
tubuh, yaitu :
1.
Bagian
Kepala: berbentuk kepala gajah memakai mahkota Sang Hyang Pake Binokasih, pada
lehernya terdapat kalung ukiran.
2.
Bagian
Badan : berbentuk badan ular yang bersisik, pada ekornya terdapat gelang.
3.
Bagian
Sayap : berbentuk sayap Burung Garuda, menutupi sebagian badan.
Pengunjung
yang datang akan di pandu dengan denah museum, jadi tak perlu takut.
Koleksi Museum Prabu Geusan Ulun : Foto-foto ini lebih banyak bercerita
tentang sejarah Sumedang.
Lukisan Pangeran Kornel menjabat tangan Daendels dengan tangan kiri |
Baju Tolak Bala ,peninggalan Pangeran Sugih (Adipati Kusumah Adinata), bertuliskan ayat suci Al-Quran |
Mahkota Binokasih Sanghyang Pake dan Siger
Mahkota Binokasih Sanghyang Pake
Ilustrasi Penobatan Raja Sumedang |
Keris Ki Dukun milik Prabu Gajah Agung |
Alhamdulillah kunjungan ke Museum Prabu Geusan Ulun
Sumedang terasa mengasyikkan. Sejarah masa lalu sebuah bangsa bisa
dirasakan di museum ini.
Azka dan Afif disisi Kereta Naga Paksi |
Sumber :
· Buku Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun Serta Riwayat Leluhur Sumedang,disusun oleh R. Nanang Suryaman, R. Yeni Mulyani Sunarya dan R.
Abdul Syukur
· Foto-foto dari dokumen pribadi.