Kami sekeluarga hobi
membaca. Buku ibarat jendela dunia dan
sumber ilmu. Sebagai orangtua, kami sengaja mengurangi acara nonton televisi
dari agenda harian anak-anak dan memperbanyak kegiatan membaca dengan menyediakan perpustakaan kecil di rumah. Meskipun ada pilihan acara di televisi
tapi pengaruh negatifnya jauh lebih banyak daripada nilai positifnya, terutama iklan dan sinetron/film yang terkesan asal bicara asal laku saja. Alhamdulillah
ke-empat anak kami mendapat banyak manfaat dari hobi baca buku tersebut,
misalnya mempraktekan kerajinan tangan dari buku yang habis dibacanya,melakukan
percobaan sains di rumah dan keinginan untuk membuat tulisan sendiri.
Sayangnya kami tinggal di
sebuah desa di Sumedang. Jika ingin membeli buku harus naik angkutan umum melewati
satu-satunya akses jalan provinsi Sumedang-Bandung yang selalu macet baik
karena ada pasar tradisional, jam
pulang pergi karyawan asal Sumedang yang banyak bekerja di kota Bandung maupun jalan-jalan yang rusak.
Di dalam
angkutan umum, oh menyedihkan sekali,sudah pengap,panas dan sesak ditambah lagi jika ada kepulan asap
rokok dari sopir atau salah satu penumpang, lemes deh!, kalau sudah begitu terpaksa turun karena saya sering bawa anak-anak, bukankah asap rokok berbahaya bagi
kesehatan mereka?. Toko buku terdekat yang
lumayan besar adalah Tisera di Jatinangor Town Square tapi kurang lengkap. Ada
juga lapak-lapak buku di sekitar kawasan pendidikan Jatinangor (disitu terdapat
beberapa perguruan tinggi seperti Universitas
Padjajaran, ITB dan Ikopin) tapi jarang menjual buku-buku anak. Jika ingin mendapat buku-buku lengkap dan
bervariasi maka kami harus pergi ke kota Bandung, menyambangi pasar buku Palasari, toko
buku Gramedia dan toko buku Gunung Agung ataupun pasar buku bekas di kawasan Cikapundung. Jalan-jalan di kota Bandung sering macet, jadilah acara beli buku adalah saat menghabiskan waktu
di jalan. Wew! Ketika pulangpun kadangkala anak tertidur di pangkuan, ditambah buku
hasil perburuan tak kalah beratnya (karena jaraknya jauh kami selalu membeli buku dalam jumlah banyak). Beberapa kali turun angkutan jika ada yang merokok, membuat ongkos
transportasi jadi lebih mahal.
Alhamdulillah sejak setahun
lalu kami memasang internet di rumah. Saya mengetahui alamat beberapa website penerbit
yang menjual buku secara online dari bagian cover belakang buku terbitan mereka.
Selain itu pertemanan di Facebook juga banyak memberikan informasi penjualan buku online. Kamipun mulai mengalihkan
acara beli buku ke toko buku online (meskipun masih ke toko buku terdekat).
Pertama kali belanja buku online
di www.mizan.com
dan www.halamanmoeka.com, pelayanannya lewat email dan terhubung
dengan facebook mereka. Saya merasa lebih percaya dengan toko buku online yang terhubung dengan Facebook sebab buku-buku
yang di pajang di fanspage Facebook menandakan ketersediaan buku mereka yang up to date, lalu jika ada pertanyaan seputar buku yang diperdagangkan,
mereka cepat merespon. Senangnya lagi jika ada halaman buku bekas yang cacat mereka mau memperlihatkan lewat foto di fanspagenya,
sehingga kita diberi pilihan membeli atau membatalkannya. Langganan kami di Facebook adalah Bukukoe, Aruna omah buku ,
Booklovers dan Buku Anak Muslimkoe. Alhamdulillah selama ini kiriman buku cukup lancar.
Kalaupun ada masalah adalah memesan buku
di akhir tahun yang terdapat banyak hari libur dan pelayanan perusahaan jasa pengiriman yang padat. Seperti saat pesan buku di Mizan pada
bulan Desember lalu, saya sempat komplain di Facebook Mizan tapi langsung direspon
,sih. Dan kiriman buku dari Mizan kami terima setelah tahun baru (sebulan kemudian).
Di toko-toko buku online ini kadang ada diskon harga. Tak jarang pula saya menemukan
buku-buku anak bekas yang pernah saya baca di masa kecil dulu dan buku yang sudah tidak diterbitkan lagi, misalnya buku Seri Pustaka Dasar ( terbitan Gramedia)
, Kisah dari Taman Wortel, serial Martine dan sebagainya.
Belanja di toko buku maya justru
banyak pilihan, baru maupun bekas, pesanan buku lebih banyak jumlahnya dibandingkan
membeli di toko buku nyata. Meskipun ada beban ongkos kirim itu tidak seberapa
dibanding kelelahan berat dan waktu yang terbuang di jalan jika kami beli buku di
Bandung. Belanja buku Online juga membebaskan
saya dari masalah kemacetan, asap rokok dan bawaan berat.
Tips membeli buku lewat online :
1. Pilih
toko buku online yang terhubung dengan Facebook atau twitter.
2. Hindari
membeli buku di akhir tahun karena banyak hari libur.
Selamat berbelanja buku online yaa...^^
Selamat berbelanja buku online yaa...^^