Selasa, 12 November 2013

Kelahiran Anak Kelima




Seorang putri telah hadir di rumah kami tanggal 10 November 2013  pada  pukul 13.30. Alhamdulillah lahir secara normal di sebuah klinik bersalin di Bandung. Dengan berat badan 3,6 Kg dan panjang 52 cm.
Senandung azan dan iqomah dikumandangkan lirih oleh suami di telinga kanan dan kiri putri kami . Tak terasa air mata ini membasahi pipi. Deraan rasa sakit selama hampir 12 jam terbayar dengan kehadiran sosok kecil nan cantik dengan tangis kerasnya di ruang bersalin.
Meskipun sudah lima kali melahirkan, tetap saja terselip rasa takut saat melahirkan. Kehamilan sudah memasuki 40 minggu saat itu. Saya merasakan kontraksi pukul 02.00 dini hari. Di setiap jeda kontraksi sebisa mungkin saya jalan-jalan. Jika kontraksi datang saya duduk , kembali mondar mandir antara ruang tamu dan kamar tidur jika tidak ada kontraksi.Kontraksi datang pertama kali di pinggang bagian belakang lalu memutar ke perut bagian depan. Jurus ampuh mengurangi nyeri kontraksi adalah berdzikir sambil membayangkan pertemuan dengan bayi. Dia sedang berjuang untuk keluar, saya harus membantunya.  Saya hitung waktu datangnya kontraksi, dari setengah jam sekali hingga akhirnya 5 menit sekali.
Saya belum pernah ikut hypnobirthing atau senam hamil di sebuah kelas dengan pemandu, karena kendala waktu dan jarak yang jauh dari rumah. Saya cukup mencari info di internet yang banyak bertebaran tentang hypnobirthing. Ide dasar hypnobirthing, melahirkan tanpa rasa sakit yaitu dengan mengendalikan pikiran dan perasaan kita saat kontraksi datang menyapa.  Salah satu yang saya lakukan adalah mengalihkan objek pandangan mata saya pada foto anak-anak di album keluarga, memeriksa kembali perlengkapan persalinan, dan membayangkan saat indah pernikahan dengan suami tercinta. Saya ambil salah satu baju bayi berwarna pink cantik, sambil membayangkan bayi saya akan memakainya nanti. Ah saya nikmati sensasi cinta kehadiran bayi . Kontraksi datang memberitakan bayi saya sedang berjuang untuk lahir.
Pukul 08.00 pagi saat kontraksi sudah 5 menit sekali itu,dengan diantar suami, saya berangkat ke rumah bidan. Saya diberitahu saat itu baru bukaan 6 cm. Bidan menanyakan jam berapa pecah ketuban. Saya kaget karena merasa belum pecah ketuban. Menurut bidan cairan ketuban saya sudah pecah dan tinggal sedikit. Rupanya saya tidak menyadari merembesnya cairan itu. Pantas saja saya selalu ingin ke kamar mandi,berasa basah di celana. Saya disuruh jalan-jalan lagi agar ada kemajuan bukaan jalan lahir, kembali mengelilingi ruang bersalin di rumah bidan. Namun hingga pukul 11.00 tidak ada kemajuan tetap stagnan di bukaan 6 cm. Akhirnya bidan memutuskan bahwa saya harus di rujuk. 12 jam setelah mules pertama (kontraksi) bayi harus sudah lahir. Berarti pukul 14.00 harus segera dilahirkan. Ada tiga pilihan, ke rumah sakit AMC Bandung, Rumah Sakit Daerah Sumedang dan Klinik Bersalin dr. Giandra,SpOG. Dengan pertimbangan jarak terdekat dan alasan privasi serta izin suamiku, saya memutuskan minta di rujuk ke Klinik Bersalin dr. Giandra di Jalan Percobaan,Cileunyi,Bandung.
Di dalam mobil di sepanjang jalan menuju klinik saya harus menahan untuk tidak mengejan. Sakit sekali memang. Di klinik itu saya langsung di infus dan  di suntik induksi. Efek obat yang disuntikkan mulai terasa beberapa menit kemudian. Sensasi rasa sakit luar biasa setelah induksi memang wow... melebihi kontraksi alami. Suami menuntun saya berdzikir dan mengingatkan untuk tidak memejamkan mata.
2,5 jam dalam deraan sakitnya kontraksi akibat disuntik induksi akhirnya bisa bukaan lengkap, 10 cm. Dengan di pandu dokter, saya mengejan sekuat tenaga. Alhamdulillah,Allahu Akbar, akhirnya anak kami yang kelima lahir dengan selamat. Tangis sosok cantik nan mungil itu membahana di ruang bersalin. Saya memandangnya dengan untaian tahmid tiada henti dan saya mengajukan pernyataan geli padanya,
"Oh dikau rupanya yang membuatku susah tidur karena tendanganmu"