Kamis, 20 Juni 2013

Memburu Buku Nyata di Dunia Maya

Kami sekeluarga hobi membaca. Buku ibarat  jendela dunia dan sumber ilmu. Sebagai orangtua, kami sengaja mengurangi acara nonton  televisi dari agenda harian anak-anak dan memperbanyak kegiatan membaca dengan menyediakan perpustakaan kecil di rumah. Meskipun ada pilihan acara di televisi tapi pengaruh negatifnya jauh lebih banyak daripada nilai positifnya, terutama iklan dan sinetron/film yang terkesan asal bicara asal laku saja. Alhamdulillah ke-empat anak kami mendapat banyak manfaat dari hobi baca buku tersebut, misalnya mempraktekan kerajinan tangan dari buku yang habis dibacanya,melakukan percobaan sains di rumah dan keinginan untuk membuat tulisan sendiri.
Sayangnya kami tinggal di sebuah desa di Sumedang. Jika ingin membeli buku harus naik angkutan umum melewati satu-satunya akses jalan provinsi Sumedang-Bandung yang selalu macet baik karena ada pasar  tradisional, jam pulang pergi karyawan asal Sumedang yang banyak bekerja di kota Bandung maupun jalan-jalan yang rusak. Di dalam angkutan umum, oh menyedihkan sekali,sudah pengap,panas dan sesak ditambah lagi jika ada kepulan asap rokok dari sopir atau salah satu penumpang, lemes deh!, kalau sudah begitu terpaksa turun karena saya sering bawa anak-anak, bukankah asap rokok berbahaya bagi kesehatan mereka?. Toko buku terdekat yang lumayan besar adalah Tisera di Jatinangor Town Square tapi kurang lengkap. Ada juga lapak-lapak buku di sekitar kawasan pendidikan Jatinangor (disitu terdapat beberapa perguruan tinggi  seperti Universitas Padjajaran, ITB dan Ikopin) tapi jarang menjual buku-buku anak. Jika ingin mendapat buku-buku lengkap dan bervariasi maka kami harus pergi ke kota Bandung, menyambangi pasar buku Palasari, toko buku Gramedia dan toko buku Gunung Agung ataupun pasar buku bekas di kawasan Cikapundung. Jalan-jalan di kota Bandung sering macet, jadilah  acara beli buku adalah saat menghabiskan waktu di jalan. Wew! Ketika pulangpun kadangkala anak tertidur di pangkuan, ditambah buku hasil perburuan tak kalah beratnya (karena jaraknya jauh kami selalu membeli buku dalam jumlah banyak). Beberapa kali turun  angkutan jika ada yang merokok, membuat ongkos transportasi jadi lebih mahal.
Alhamdulillah sejak setahun lalu kami memasang internet di rumah. Saya mengetahui alamat beberapa website penerbit yang menjual buku secara online dari bagian cover belakang buku terbitan mereka. Selain itu pertemanan di Facebook juga banyak memberikan informasi penjualan buku online. Kamipun mulai mengalihkan acara beli buku ke toko buku online (meskipun masih ke toko buku terdekat).
Pertama kali belanja buku online di www.mizan.com dan www.halamanmoeka.com, pelayanannya lewat email dan terhubung dengan facebook mereka. Saya merasa lebih percaya dengan toko buku online  yang terhubung dengan Facebook sebab buku-buku yang di pajang di fanspage Facebook menandakan ketersediaan buku mereka yang up to date,  lalu jika ada pertanyaan seputar buku yang diperdagangkan, mereka cepat merespon. Senangnya lagi jika ada halaman buku bekas yang cacat mereka mau memperlihatkan lewat foto di fanspagenya, sehingga kita diberi pilihan membeli atau membatalkannya. Langganan kami di Facebook adalah Bukukoe, Aruna omah buku , Booklovers dan Buku Anak Muslimkoe. Alhamdulillah selama ini kiriman buku cukup lancar. Kalaupun  ada masalah adalah memesan buku di akhir tahun yang  terdapat banyak hari libur dan pelayanan perusahaan jasa pengiriman yang padat. Seperti saat pesan buku di Mizan pada bulan Desember lalu, saya sempat komplain di Facebook Mizan tapi langsung direspon ,sih. Dan kiriman buku dari Mizan kami terima setelah tahun baru (sebulan kemudian). Di toko-toko buku online ini kadang ada diskon harga. Tak jarang pula saya menemukan buku-buku anak bekas yang pernah saya baca di masa kecil dulu dan buku yang sudah tidak diterbitkan lagi, misalnya buku Seri Pustaka Dasar ( terbitan Gramedia) , Kisah dari Taman Wortel, serial Martine dan sebagainya.
Belanja di toko buku maya justru banyak pilihan, baru maupun bekas, pesanan buku lebih banyak jumlahnya dibandingkan membeli di toko buku nyata. Meskipun ada beban ongkos kirim itu tidak seberapa dibanding kelelahan berat dan waktu yang terbuang di jalan jika kami beli buku di Bandung.  Belanja buku Online juga membebaskan saya dari masalah kemacetan, asap rokok dan bawaan berat. 
Tips membeli buku lewat  online :
1.   Pilih toko buku online yang terhubung dengan Facebook atau twitter.
2.   Hindari membeli buku di akhir tahun karena banyak hari libur.
Selamat berbelanja buku online yaa...^^ 

 

4 komentar:

  1. Terima kasih banyak telah berpartisipasi dalam Arr Rian's Giveaway

    Yes! Terdaftar sebagai peserta :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali atas kesempatan dan kunjungannya... ^^

      Hapus
  2. Berburu buku jadul ternyata bisa juga dilakukan di OL Shop ya :D

    Terima kasih sudah ikutan Arr Rian Giveaway :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh bisa sekali mbak Kakaakin, beberapa buku jadul dan buku bekas yang sudah tidak diterbitkan pun pernah saya beli lewat Online Shop ... ^^
      terima kasih atas kunjungannya mbak... ^^

      Hapus